Memberi ASI bukanlah....... - Dwi murniati

7 Agustus 2015

Memberi ASI bukanlah.......

Buat saya memberikan asi adalah hal yang luar biasa. Bukan saya merasa bahwa saya jauh lebih baik dari ibu yang memberikan susu formula. Tapi lebih ke perjuangan saya dalam memberikan asi. Sejak kecil saya tidak suka sayur, satu-satunya sayur yang saya suka adalah sayur kangkung yang katanya bikin ngantuk padahal di restoran 2 tertentu justru menjadi makanan favorite. Hm. Saat saya memberikan asi mau tidak mau saya harus makan jauh lebih banyak dan yang paling penting lebih bergizi. Ya untuk dapat makanan bergizi maka saya harus makan sayur, buah dan ikan lebih banyak. Dan dengan frekuensi makan yang lebih banyak. Yang biasanya hanya makan 3 kali dan 1 kalinya biasanya hanya makanan kecil seperti bakso  atau siomay. Sekarang saya harus makan hingga 5-6 kali dan makan buah dan sayur  yang saya tidak suka seperti, katuk, brokoli, kubis, alpukat, kiwi, anggur. Apalagi ikan yang sangat bikin saya trauma karena pernah kemasukkan tulang ikan dan berhenti di tenggorokkan hingga 1hari. Tidak boleh makan pedas yang buat saya rasanya kurang maknyus. Tidak boleh minum es, tidak boleh makan sembarangan seperti permen, burger, friedchicken terlalu sering. Dan sederet makanan lain yang tidak boleh dimakan demi mendapatkan asi yang berkualitas.

Kita pun di tuntut untuk berada di rumah lebih lama. Tidak bisa sering-sering pergi agar dapat memberikan asi secara langsung. Kalau pun mau ditinggal lama kita harus memerah asi dan ditiggal di rumah. Tentu dengan perlakuan yang khusus seperti harus dengan botol asip, di atur dengan suhu tertentu agar asi steril, disimpan di freezer dan perlakuan- perlakuan khusus lainnya. Dan itu saya sebut dengan perjuangan. yang kadang bikin saya stress dan uring-uringan. padahal kalau ibunya stress anaknya ikut stress loh. 
Memberi asi atau susu formula bukanlah masalah besar. Yang menjadi fokusnya adalah “BAHAGIA”. Ya seorang ibu itu harus bahagia karena saat seorang ibu bahagia dia bisa menciptakan anak yang bahagia. Saat ibu stress karena memikirkan rasa bersalah karena tidak memberi asi justru akan membuatnya depresi yang akhirnya membuatnya selalu marah-marah dan uring-uringan. Memberi ASI bukanlah satu-satunya pekerjaan seorang ibu. Masih banyaaaaaaaaaak sekali tugas ibu. dari yang ringan sampai berat. Dari mengelap keringat anak sampai masak, bersih-bersih rumah dan pekerjaan lain. Jadi jika hanya gara-gara tidak bisa memberi asi jadi stress dan sakit yang akhirnya tidak bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang lain, maka bisa dibayangkan kacaunya rumah. Beruntung suami saya selalu mendukung saya mau memberi asi atau susu formula, karena yang terpenting buatnya adalah melihat saya dan anak-anak  bahagia.
Saya percaya setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya termasuk ibu yang memberikan susu formula yang mungkin di karenakan sakit atau asinya tidak keluar atau harus kerja dan kesulitan memerah susu. Atau memang ada ibu-ibu yang memang malas menyusui dan memberikan susu formula, bahkan ibu-ibu ini jauh lebih baik daripada ibu yang justru tega menelantarkan buah hatinya, boro-boro memberikan asi atau susu formula ya, kadang-kadang malah mereka membuang atau menjual bayinya atau menyewakannya untuk mengemis.
Jadi jangan lagi mengganggap bahwa ibu yang memberikan asi adalah ibu yang baik dan ibu yang memberikan susu formula adalah ibu yang tidak baik.  Masing-masing pasti punya pertimbangan untuk memberi asi atau sufor. buat saya sendiri memberikanikan asi sangat banyak manfaatnya ditambah lagi butuh perjuangan untuk mendapatkan asi yang berlimpah dan berkualitas baik. Di tengah ekonomi yang ga jelas, memberi asi menjadi salah satu cara berhemat, tahu sendiri kan mahalnya harga susu formula.
Yuk mari para bunda dan ayah berikan yang terbaik untuk buah hati kita. Tentunya keputusan untuk memberikan asi atau tidak ada ditangan bunda dan ayah.


Tidak ada komentar:

@templatesyard