Buat
saya memberikan asi adalah hal yang luar biasa. Bukan saya merasa bahwa saya
jauh lebih baik dari ibu yang memberikan susu formula. Tapi lebih ke perjuangan
saya dalam memberikan asi. Sejak kecil saya tidak suka sayur, satu-satunya
sayur yang saya suka adalah sayur kangkung yang katanya bikin ngantuk padahal
di restoran 2 tertentu justru menjadi makanan favorite. Hm. Saat saya
memberikan asi mau tidak mau saya harus makan jauh lebih banyak dan yang paling
penting lebih bergizi. Ya untuk dapat makanan bergizi maka saya harus makan
sayur, buah dan ikan lebih banyak. Dan dengan frekuensi makan yang lebih
banyak. Yang biasanya hanya makan 3 kali dan 1 kalinya biasanya hanya makanan
kecil seperti bakso atau siomay. Sekarang
saya harus makan hingga 5-6 kali dan makan buah dan sayur yang saya tidak suka seperti, katuk, brokoli,
kubis, alpukat, kiwi, anggur. Apalagi ikan yang sangat bikin saya trauma karena
pernah kemasukkan tulang ikan dan berhenti di tenggorokkan hingga 1hari. Tidak
boleh makan pedas yang buat saya rasanya kurang maknyus. Tidak boleh minum es,
tidak boleh makan sembarangan seperti permen, burger, friedchicken terlalu
sering. Dan sederet makanan lain yang tidak boleh dimakan demi mendapatkan asi
yang berkualitas.
Kita
pun di tuntut untuk berada di rumah lebih lama. Tidak bisa sering-sering pergi
agar dapat memberikan asi secara langsung. Kalau pun mau ditinggal lama kita
harus memerah asi dan ditiggal di rumah. Tentu dengan perlakuan yang khusus
seperti harus dengan botol asip, di atur dengan suhu tertentu agar asi steril,
disimpan di freezer dan perlakuan- perlakuan khusus lainnya. Dan itu saya sebut
dengan perjuangan. yang kadang bikin saya stress dan uring-uringan. padahal kalau ibunya stress anaknya ikut stress loh.
Memberi
asi atau susu formula bukanlah masalah besar. Yang menjadi fokusnya adalah “BAHAGIA”.
Ya seorang ibu itu harus bahagia karena saat seorang ibu bahagia dia bisa
menciptakan anak yang bahagia. Saat ibu stress karena memikirkan rasa bersalah
karena tidak memberi asi justru akan membuatnya depresi yang akhirnya
membuatnya selalu marah-marah dan uring-uringan. Memberi ASI bukanlah
satu-satunya pekerjaan seorang ibu. Masih banyaaaaaaaaaak sekali tugas ibu. dari
yang ringan sampai berat. Dari mengelap keringat anak sampai masak,
bersih-bersih rumah dan pekerjaan lain. Jadi jika hanya gara-gara tidak bisa
memberi asi jadi stress dan sakit yang akhirnya tidak bisa mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan rumah yang lain, maka bisa dibayangkan kacaunya rumah. Beruntung
suami saya selalu mendukung saya mau memberi asi atau susu formula, karena yang
terpenting buatnya adalah melihat saya dan anak-anak bahagia.
Jadi
jangan lagi mengganggap bahwa ibu yang memberikan asi adalah ibu yang baik dan ibu
yang memberikan susu formula adalah ibu yang tidak baik. Masing-masing pasti punya pertimbangan untuk
memberi asi atau sufor. buat saya sendiri memberikanikan asi sangat banyak
manfaatnya ditambah lagi butuh perjuangan untuk mendapatkan asi yang berlimpah
dan berkualitas baik. Di tengah ekonomi yang ga jelas, memberi asi menjadi salah
satu cara berhemat, tahu sendiri kan mahalnya harga susu formula.
Yuk
mari para bunda dan ayah berikan yang terbaik untuk buah hati kita. Tentunya
keputusan untuk memberikan asi atau tidak ada ditangan bunda dan ayah.
Tidak ada komentar: