Januari 2017 - Dwi murniati

20 Januari 2017

Belajar Matematika Dengan Media Batu
Bulan puasa membuat saya malas untuk mengajak keluar rumah. Jadi anak-anak pun juga tetap di rumah. Waktu itu kami sedang main di rumah saudara. Kebetulan di rumahnya ada batuan putih yang biasa dipakai untuk menghias taman. Tiba-tiba muncul ide untuk memakai batuan itu sebagai alat belajar. Selain murah atau ga pakai biaya (konsep ini yang selalu saya pakai bahwa belajar tidak harus mahal) media belajar ini juga sangat menyenangkan. Karena belajarnya tidak berasa. Ya seperti main saja sih. Hanya ada beberapa alat tambahan yang saya buat sendiri. Yaitu marker dan potongan kertas. Karena mirza belum bisa menulis (mirza memang hingga saat ini belum mau menulis, paling lama memegang pensil saja paling hanya 3 menit) jadi saya yang menuliskan angkanya.  Saya menuliskan angkanya besar-besar agar mudah dilihat mirza. Mirza sudah hapal angka 1 hingga 10. Untuk angka 10 ke atas dia sudah hapal urutannya dan juga bentuknya hanya jika di suruh menghitung hingga 10 ke atas dia sering menolak, mungkin karena terlalu lama, jadi dia bosan duluan deh. Saya pun tidak memaksakan. Kali ini saya hanya sampai 10 saja.  Lalu saya minta mirza untuk mengurutkannya terlebih dahulu.  Dan memulai untuk meletakkan batu-batu itu di atas kertas angka tadi. Sesuaikan dengan kemampuan anak.  Jangan justru membebani anak. Setelah selesai lalu saya mengujinya dengan menanyakan “berapa jumlah batu?”, dengan menunjuk pada tiap batu. Agar anak juga lebih hapal lagi dan lebih memahami angka dengan jumlahnya. jika sudah menguasai angka dengan jumlahnya maka untuk belajar penjumlahan dan pengurangan akan lebih mudah.




Gampang sekali ya bunda? Dan benar-benar tidak ada biaya, terlebih lagi anak happy. Itu yang terpenting. Jika bunda ingin mencobanya di rumah namun tidak ada batu bisa pakai media yang lain yang ada di rumah misalnya pakai tutup botol (asal rajin ngumpulin ya bu) atau memakai kancing baju (bisa beli atau ambil dari baju-baju bekas yang sudah tidak dipakai lagi). Lagi-lagi disini yang diperlukan adalah waktu dan sedikit pengorbanan untuk mengumpulkan alat-alat untuk belajar yang kadang-kadang untuk ibu-ibu seperti saya rasanya membuang-buang waktu saja dan malas ya. Apalagi untuk menemani anak belajar, terkadang bukannya tidak mau, tapi  karena pekerjaan rumah yang sudah menunggu untuk segera diselesaikan. Tapi luangkan setiap hari waktu untuk bermain dan belajar bersama anak ya bunda meski pekerjaan rumah masih menumpuk. 


Terima kasih untuk mampir bunda. saya selipkan video saat mirza belajar ya. semoga bermanfaat and have fun with your kids.

@templatesyard