Belief - Dwi murniati

6 Januari 2023

Belief

 


“The total accumulation of data involving everything that has ever happened to you in your life is referred to as your personal belief system, your reality, or the truth as you know, understand and accepted to be”

from "Think Like A Winner" book by Dr. Walter Doyle Staples

Sebagai anak yang terlahir di pulau Jawa, tentu saya tahu cerita ini. Sebuah cerita tentang gerhana bulan. Kata orang tua gerhana bulan terjadi karena ada raksasa yang memakan bulan tersebut, jadi anak-anak harus masuk ke rumah  dan tidur agar tidak ikut dimakan oleh raksasa. Hal ini diceritakan oleh orang tua agar anaknya tidak terus-terusan main. Saat  kecil logika berpikir belum begitu berkembang, maka mereka meyakini cerita ini apa adanya, tanpa bisa memfilter benar atau tidaknya. Keyakinan ini terbawa hingga dewasa sehingga mempengaruhi kehidupan mereka kelak, seperti tidak mau melihat gerhana. ketakutan saat ada gerhana. Seiring perkembangan usia dan proses belajar anak mendapat pengetahuan baru tentang gerhana bulan yang ternyata adalah suatu peristiwa alam yang prosesnya begitu kompleks. Mulailah belief yang dulu perlahan hilang tergantikan fakta yang lebih meyakinkan. Hanya belief yang ada itu tidak serta merta hilang dari ingatan kita, karena sudah tertanam di otak bawah sadar kita, hanya tergantikan saja dengan fakta baru yang lebih masuk akal. Pilihannya apakah kita percaya pada fakta itu atau pada keyakinan lama kita. Keyakinan itu ibarat file komputer yang sudah dibuang di recycle bin. Sudah dihapus tapi masih ada dikomputer. Kapanpun kita bisa mengaksesnya kembali. Lalu apa itu belief atau keyakinan, bagaimana proses terjadinya serta apa pengaruhnya bagi hidup kita.

Belief adalah sesuatu yang kita yakini tentang diri kita dan tentang hal diluar diri kita. Keyakinanmu akan dirimu dan duniamu adalah penentu utama kesuksesanmu dalam hidup. Keyakinanmu bahwa kamu akan sukses, kamu akan bahagia, kamu akan berhasil.  Keyakinan ini akan menciptakan harapan, harapan akan sebuah hasil seperti yang kamu inginkan di masa depan. Harapan ini akan menciptakan sebuah tindakan atau perilaku. Sebagai ilustrasi misalnya Kamu yakin bahwa kamu bisa lulus tes toefl dengan skor di atas 500. Harapanmu dengan skor 500 akan mendapat beasiswa. Maka kamu akan mengubah perilakumu yang tadinya malas mengerjakan soal toefl menjadi rajin. Tadinya enggan mengikuti les toefl sekarang berusaha mengumpulkan uang untuk ikut les toefl. Yang tadinya belajar 1 jam sehari menjadi belajar 8 jam sehari. Rajin mendengarkan berita berbahasa inggris. Sehingga kamu bisa mendapatkan skor yang diinginkan. Apa yang terjadi padamu saat ini adalah hasil dari keyakinanamu sebelumnya.

 


Robert Bannister adalah seorang atlet lari dari inggris yang memecahkan rekor berlari 1 mil dalam Waktu 3 menit 59 detik.  Sebelumnya ilmuwan dan dokter berpendapat bahwa manusia tidak bisa lari sejauh 1 mil dalam waktu kurang dari 4 menit. Jika ada manusia yang mencoba melewati batas waktu tersebut, maka paru-parunya akan hancur, jantungnya akan berdenyut sangat cepat lalu meledak. Sebagian orang meyakini hal tersebut, sehingga tidak ada yang berani mencoba lari 1 mil dalam waktu kurang dari 4 menit. Tapi keyakinan tersebut tidak berlaku bagi Robert Bannister. Dia yakin bahwa dia mampu berlari sejauh itu dalam waktu yang bahkan kurang dari 4 menit tanpa terjadi kerusakan pada jantungnya.  Hingga pada 6 Mei 1954 dia berhasil mematahkan pendapat para ilmuwan dan dokter tersebut. Bahkan dia mematahkan rekornya sendiri dengan lari 1 mil dalam Waktu 3 menit, 43 detik. Dia meninggal di usia 88 tahun. Keyakinan yang positif mengubah cara seseorang memandang dirinya dan dunia.

Belief ada dua macam. Belief positif dan negatif. Belief positif  misalnya kamu yakin bahwa kamu akan sukses, keyakinanmu tentang dunia yang indah, keyakinanmu bahwa banyak orang baik di dunia ini. Belief negatif misalnya kamu merasa tidak mampu berbicara didepan umum, tidak bisa apa-apa, keyakinan tentang dunia sebagai tempat yang tidak aman, bahwa semua orang itu jahat.

Belief ini didapat dari kecil. Bisa dari pengalaman yang terjadi atau dihadirkan oleh orang-orang terdekat (orang tua, guru, care taker). Bayangkan jika belief yang dimasukkan oleh orang tua atau orang-orang yang ada di sekitar kita adalah belief negatif, misalnya orang tua mengatakan kepada anaknya “kamu ga bisa ngapa-ngapain?”, “kamu bodoh”, “kamu ga akan sukses” dan sederet sumpah serapah lainnya. Pada saat itu otak anak belum dapat mencerna dengan baik, masih bergantung pada apa yang orang tua berikan. Ketika anak mendapatkan informasi negatif tentang dirinya melalui kata-kata yang diucapkan oleh orang tuanya maka akan membentuk sambungan neuron, sambungan neuron ini membentuk memori. Saat diucapkan berulang-ulang memori itu semakin kuat, sehingga  ucapan orang tuanya yang anak akan selalu ingat. Ketika ingatannya adalah hal buruk tentang dirinya, maka itu yang akan dia yakini tentang dirinya. Anak akan terjebak disitu, Dia akan menjalani hidup dengan membawa keyakinan-keyakinan itu. Dia yakin bahwa dirinya bodoh, tidak bisa melakukan apa-apa, dan tidak akan sukses. Akhirnya kerja kita tidak beres, sehingga pada akhirnya tidak sukses. Apa yang diyakini, kita pikirkan itulah yang akan terjadi. Sama halnya jika orang tua memberikan informasi yang positif kepada anak, dengan kata-kata yang baik. “wah, kamu mau berusaha terus sampai bisa, wah kamu panting menyerah ya, nantinya kamu pasti sukses”. Anak akan percaya bahwa dirinya seorang yang pantang menyerah dan akan sukses.



Belief terbentuk didalam diri dan diyakini dalam hati dan keyakinan ini akan menetap di alam bawah sadar, yang mana pikiran bawah sadar mempunyai kekuatan 90 persen untuk membentuk perilaku yang mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. Permasalahannya belief mana yang kita miliki apakah belief yang positif atau justru sebaliknya. Beruntung jika mendapat masukkan belief yang positif. Bagaimana jika belief kita dapatkan selama ini adalah belief negatif.  Keyakinan berasal dari pikiran.  Pikiran akan  berubah-ubah sepanjang hidup manusia. kita bisa belajar dengan secara sadar mengubah keyakinan dasar (core belief) dan juga pikiran (thought) kita.  Mengubah pikiran melalui pengalaman baru, bertemu dengan orang baru, membaca buku, hypnosis, berdiskusi, sekolah atau kuliah. Ketika kita mengubah keyakinan kita maka kita juga sedang mengubah pandangan hidup kita, mengubah self-image, mengubah seluruh pengalaman hidup kita dan mengubah masa depan kita. Jika kita menyadarinya, maka harus kita ubah. Kita sadari dulu apa yang menjadi keyakinan kita saat ini. 

 

Tidak ada komentar:

@templatesyard