Dwi murniati

13 Oktober 2025

Review Buku Bringing up Bebe

 


Foto diambil di sini

          "After a few more restaurant meals, I notice that the French Families all around us don’t look like they’re in hell. Weirdly, they look like they are on vacation. French children the same age as Bean are sitting contentedly in their high chairs,  waiting for their food, or eating fish and even vegetables. There’s no shrieking or whining. Everyone is having one course at a time. And there’s no debris around their tables". (Bringing Up Bebe halaman 2)

Setelah beberapa kali makan di restoran, Pamela melihat ada yang berbeda dengan anak-anak Prancis. Saat makan di restoran, mereka seperti sedang berpiknik. Mereka bisa duduk diam sambil menunggu makanan yang dipesan datang. Tidak merengek minta makanan cepat datang. Pun saat makan tidak ada remahan makanan yang berceceran. Pamela penasaran dan mulai memperhatikan bagaimana orang-orang Prancis mendidik anaknya.

Tulisan ini ada di buku berjudul “Bring up bebe. Buku ini membahas bagaimana orang tua di Prancis mendidik anak-anak mereka untuk bisa bersikap baik seperti ini. Buku ini ditulis oleh Pamela Druckerman. Dia adalah mantan reporter untuk The wall street Journal. Buku ini ditulis saat Pamela pindah ke Paris. Pamela sendiri adalah orang Amerika dan suaminya orang Inggris, tapi bekerja di Paris. Berawal dari sebuah makan malam di sebuah restoran saat dia mulai menyadari adanya perbedaan anaknya dengan anak-anak di Paris. Anak-anak Amerika cenderung berantakkan saat makan di restauran, sedangkan anak-anak Prancis sangat teratur. Mereka bisa menunggu makanan datang dengan sabar sembari duduk tenang. Mereka juga bisa makan dengan baik tanpa memainkan makanan atau melempar makanan. Sedangkan anaknya baru beberapa menit sudah mulai menumpahkan garam dan menyobek bungkus gula. Kemudian meminta turun dari kursinya agar bisa berlarian di restoran. Mereka pun harus buru-buru meninggalkan restoran.

Bagaimana dengan anak-anak Indonesia, tidak jauh berbeda bukan dengan anak-anak Amerika. Kita pasti sering menemukan kejadian serupa di restoran khususnya restoran cepat saji yang menyediakan arena playground. Tempat makan itu seperti bukan sebuah tempat makan lagi, tapi lebih menyerupai playground atau taman bermain. Kita tidak akan menemukan meja yang benar-benar bersih saat sebuah keluarga dengan anak-anak kecil mereka. Nasi berserakan di meja, saus berceceran. Belum air yang tumpah ke lantai. Pun tidak berbeda dengan makan di restoran yang lebih bersih. Kita tetap akan melihat anak-anak yang berlarian. Tidak bisa duduk sebentar saja. Saya pun mengalami pengalaman yang sama saat membawa anak saya yang waktu itu usia 2 tahunan. Syukurnya anak saya tidak terlalu berlarian, hanya saat setelah dia selesai makan lalu akan mencari kegiatan yang asyik menurutnya apalagi jika bukan berlarian di tempat makan. Kadang saya membawa beberapa mainan yang akan membuatnya diam untuk beberapa menit, seperti mobil-mobilan atau kegiatan seperti menempelkan stiker di buku atau membawa buku cerita agar dia bisa diam, setidaknya sampai kami selesai makan. Saya juga lebih memilih untuk makan di rumah saja atau minta dibungkus saja makanannya. Makan di restoran sepertinya menjadi hal yang sangat menjengkelkan.

Bersikap tenang di restoran hanya salah satu hal yang dibahas di buku ini. Banyak hal lain  yang akan kita temukan dalam setiap chapter di buku ini. Bagaimana ibu-ibu di Amerika (juga Indonesia) begitu stress saat punya bayi karena mereka harus begadang menenangkan bayi mereka. Sementara ibu-ibu di Prancis bisa tidur dengan nyenyaknya. Bayi mereka sudah bisa tidur sendiri di malam hari dan hanya bangun 2-3 kali itu pun hanya 5 menit. Pembahasan tentang memasukkan anak ke daycare, jam makan, menyusui dan hal lain yang akan saya bahas sedikit yang masih relate dengan model pola asuh di Indonesia.

Orang tua di Prancis sudah biasa memasukkan anak-anak mereka ke day care saat usianya baru 2 tahun. Sedangkan di Amerika hal ini tidak lazim. Begitu pun di Indonesia. Orang tua akan cenderung membayar baby sitter atau nanny untuk mengasuh anak mereka. Apa alasan orang tua di Prancis memasukkan anak mereka ke daycare di usia yang masih tergolong kecil. Kita akan temukan di buku ini.

Ada lagi pembahasan waktu makan anak atau jam makan anak-anak. Jika di Prancis hanya ada 4 kali makan, makan pagi, makan siang, snack sore dan makan malam. Sedangkan di Indonesia yang saya perhatikan adalah makan pagi, makan buah, makan snack, makan siang, snack sore, makan malam. Lumayan banyak waktu makannya ya.

Pembahasan yang masih hangat di Indonesia pun dibahas dibuku ini yaitu “breastfeeding” atau menyusui. Saya pun tertarik. Alasan mereka menyusui sangat berbeda dengan alasan menyusui sebagian besar ibu-ibu di Indonesia, ya terlepas dari budaya dan agama yang mempengaruhi. Terus kenapa kebanyakan ibu di Prancis adalah seorang pekerja atau working mom. Apa alasannya. Jawabannya ada di buku ini.

Di Indonesia, khususnya keluarga kelas bawah yang tinggal di perkampungan di tengah kota yang tingkat pendidikannya rendah banyak yang berbicara kasar dan tidak pantas. Kata-kata seperti a*nj**ng, b**o dan lainnya.  Ternyata di Paris anak-anak diperbolehkan mengatakan hal tersebut. Di sana anak-anak biasa mengatakan caca boudin, semacam umpatan. Tapi bagaimana penerapannya. Hal itu akan dibahas juga dalam buku ini. Anak-anak juga terkadang punya rasa marah atau kesal. Mereka boleh melampiaskan kemarahan mereka tapi itu pun ada aturannya. Sedangkan di Indonesia, saat kita cenderung mengatakan kamu tidak boleh mengatakan “bad words” itu. Sedangkan pada kenyataannya di sekitar mereka justru orang-orang dewasa sering mengucapkannya.      

Di Prancis dan juga beberapa negara di Eropa, setiap sekolah menerapkan  summer trip untuk anak-anak usia 4 sampai 8 tahun (hal ini pun dibahas dalam buku Teach Like Finland) yang dikarang oleh Timothy D Walker. Mungkin Anda berpikir bahwa trip ini  hanya 2 hari dan orang tua harus ikut. Ternyata trip itu adalah 8 hari dan orang tua tidak boleh mendampingi. Bagaimana jika ini diterapkan di Indonesia ya. Pasti banyak yang ga mau ikut, termasuk saya. Karena alasan keamanan, anak yang masih kecil, bagaimana jika dia lapar, bagaimana jika di perlu sesuatu, banyak alasannya. Bahkan Pamela pun awalnya khawatir dan tidak rela melepaskan anaknya untuk liburan 8 hari tanpa dirinya. Bagaimana dia mengatasinya. Pembahasannya dibuku ini.

Masih banyak hal yang akan dibahas dalam buku ini seperti bagaimana ibu-ibu di Prancis begitu seksi meski sudah punya 3 anak, tidak seperti kebanyakan ibu-ibu di Amerika atau Indonesia apalagi India dan Arab ya. Setelah melahirkan otomatis badannya langsung besar. (jangan tersinggung dulu ya). Apa ya kiat-kiat mereka agar tetap langsing?

Kemudian bagaimana hubungan antara suami dan istri setelah punya anak. Ada juga pembahasan tentang sex setelah mereka punya anak.  Bagaimana saat anak-anak sudah mulai tumbuh dewasa. Memang tidak semua yang ada dalam buku ini bisa diterapkan di Indonesia. Di Prancis, anak usia 17 tahun diperbolehkan untuk tinggal sendiri. Kalau di Indonesia hanya saat kuliah, bekerja atau setelah menikah boleh keluar dari rumah. Mungkin hanya anak-anak kuliah yang bisa kos karena rumahnya jauh, jika rumahnya masih terjangkau dengan kendaraan, maka mereka tidak diizinkan untuk tinggal sendiri. Orang tua khawatir anak mereka akan mengikuti pergaulan bebas jika tidak diawasi.



Banyak sekali ilmu yang bisa kita ambil dari buku ini yang tebalnya 260 halaman. Lumayan ya apalagi kalau bahasanya Bahasa inggris, jadi malas bacanya ya. Untungnya sekarang sudah ada versi terjemahan Bahasa Indonesia. Jadi lebih mudah dicerna. Cocok juga dibaca untuk yang mau menikah sebagai bekal saat punya anak. Menurut saya buku ini sangat “worth reading”. Bahkan untuk guru-guru di playgroup atau di daycare.  Bahasanya pun mudah dimengerti, ringan, santai dan lucu juga meski memakai Bahasa Inggris. Jika ada yang tidak dimengerti tinggal buka kamus online.(ga kaya dulu ya meski cari kamus dulu).

Buat yang sudah baca buku ini pasti bilang buku ini bagus. Saya seharusnya membaca buku ini sebelum punya anak tapi tidak ada salahnya membaca buku ini meski anak sudah besar sebagai ilmu buat saya. buku ini layak menjadi referensi orang tua dan calon orang tua di Indonesia untuk mendidik anaknya mempunyai sikap yang baik dan demi keharmonisan rumah tangga. Adapun yang tidak sesuai dengan adat dan budaya di Indonesia, maka tidak perlu dipakai.

Once you read this book, you can’t stop reading it.

18 September 2025

September 18, 2025

Trigger

by
Trigger

 


Dalam film The Glory, ada adegan saat Moon Dong-Un memperbaiki mobilnya di sebuah bengkel. Ada sekelompok pekerja bengkel yang sedang memanggang daging. Dong-un melihat daging yang sedang dipanggang dan berbunyi mendesis. Dong Un langsung lemas. Ingatannya kembali ke saat Yeon Jin menempelkan catokan rambut kebadannya. Kejadian ini mentrigger luka saat dia dibuli oleh Yeon-Jin dan teman-temannya. Dia merasa kesakitan sama seperti saat Yeon-Jin menempelkan hair straightener panas di kulitnya.

Trigger dalam psikologi adalah stimulus yang menyebabkan ingatan menyakitkan muncul kembali. Ingatan menyakitkan adalah sebuah peristiwa buruk yang pernah dialami atau dilihat seseorang. Seseorang mungkin lupa akan peristiwa buruk yang pernah dialami, tapi tidak akan lupa dengan rasa yang muncul saat itu. Rasa sakit, tidak berdaya, diperlakukan tidak adil, sendirian, putus asa, panik, cemas dan tidak aman. Rasa ini berasal dari rangsangan sensorik saat terjadi peristiwa menyakitkan ini. Otak akan menyimpan rangsangan sensorik seperti bau, suara, pemandangan yang dilihat disekitarnya ke dalam memori. Peristiwa dan rasa yang muncul saat itu akan masuk ke memori jangka panjang atau pikiran bawah sadar. Maka dari itu rasa bersifat menetap dan tahan lama. Memori ini akan dapat muncul kembali saat ada trigger dimana trigger ini membawa rangsangan sensorik yang sama saat kejadian buruk terjadi. Dalam film the glory rangsangan sensorik yang terrekam di memori Dong Un adalah suara hair straightener panas yang membakar kulitnya. Sehingga saat dia melihat dan mendengar suara desis daging dibakar mengingatkannya akan kejadian itu. Bulliying yang dialami Moon Dong-Un ini menjadi trauma seumur hidupnya.

Bentuk trigger itu bermacam-macam. Trigger ini bisa berupa bau, cuaca, lagu, suasana, wajah orang, suara, peristiwa, perkataan orang lain, benda tertentu, makanan, sendirian, film, lagu, musim, dan hal lainnya. Contohnya: pesan whatsup yang tidak dibalas-balas mentrigger luka pengabaian yang pernah dialami seseorang. Dia akan merasa diabaikan kembali, dia akan merasa tidak dibutuhkan orang lain, merasa tidak layak. Lagu sedih memicu luka seseorang yang pernah diselingkuhi atau ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Dia akan merasa sakit hati, kecewa dan sedih. Suara kembang api atau petasan akan memicu trauma korban perang dan veteran perang. Dia akan merasa cemas dan ketakutan.

Orang yang rentan terkena trigger seperti Penderita PTSD, seseorang dengan luka pengasuhan, korban buliying, penderita OCD, korban perang, korban pelecehan seksual, korban kekerasan, korban bencana alam, korban KDRT dan orang dengan gangguan mental. Seseorang yang pernah mengalami kekerasan baik fisik atau pun verbal akan mengalami luka batin dan trauma. Menurut Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental (SAMHSA), trauma adalah peristiwa berbahaya atau mengancam jiwa yang seseorang alami. Ini memiliki efek buruk yang bertahan lama pada kesehatan mental, fisik, emosional, sosial, atau spiritual. Trauma ini bisa muncul kembali ketika ada peristiwa yang dapat menghubungkan dengan peristiwa buruk yang dialami.

Reaksi yang terjadi saat seseorang ter-trigger bisa berupa teriakan, menangis, dan marah (marah-marah, memukul barang-barang yang ada di sekitarnya), menyakiti orang lain, menyakiti diri sendiri (memukul kepala sendiri), pusing, mual, lemas, bahkan pingsan. Hal ini tergantung tingkat trauma yang mereka alami. Keadaan ini sangat menyiksa penderitanya. Apalagi jika trauma berat yang perlu bantuan pihak lain seperti psikolog, psikiater atau terapis. Jika tidak segera diobati akan membuat orang tersebut depresi. Trigger ini tidak dapat diprediksi kapan datangnya dan dalam bentuk apa. Sama halnya saat Moon Dong Un tidak sengaja melihat daging yang sedang dipanggang di sebuah bengkel saat akan memperbaiki mobilnya yang rusak.  Dia langsung merasa lemas, terjatuh dan akhirnya dia cepat-cepat pergi dari bengkel itu.

Trigger bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. bisa saat sedang sendiri atau saat sedang berkumpul bersama teman-teman. Bisa di dalam kamar, di mall, di jalan, di bengkel.  Penderitanya harus berjuang keras untuk melewati fase ini. Mengikuti emosi atau mengontrolnya. Lalu apa saja hal yg dapat dilakukan saat dapat trigger.

1. Hindari trigger

Reaksi Moon Dong Un pun segera pergi dari sumber trigger. Segeralah menyingkir dari hal yang memicu traumamu, cari tempat yang tenang, sebisa mungkin hubungi anggota keluarga atau teman yang bisa menemani.

            2. Menangis

Menangis akan mengurangi beban jiwa kita. Perasan negatif pun akan sedikit berkurang bersama dengan air mata yang keluar. Menurut teori Dr. William Frey di tahun 1980-an, tangisan akan menghilangkan toksin dan hormon stress. Maka kenapa setelah menangis perasaan menjadi lebih lega. Hanya saja menangis kadang tidak bisa dilakukan di tempat umum. Biasanya dilakukan di tempat tertentu seperti di dalam kamar, di kamar mandi, dan tempat lain yang tidak banyak orang.

            3. Atur napas

Mengatur napas dapat menenangkan pikiran. Tarik napas dari hidung dan hembuskan lewat mulut secara perlahan-lahan sambil tutup mata. Lakukan sampai merasa tenang. Jika Anda sudah ke psikolog, anda akan diajarkan teknik pernapasan untuk menenangkan batin. Seperti teknik tapping dan butterfly hug therapy.

            4. Mengakui

Setelah tenang, akui perasaan yang muncul saat peristiwa buruk muncul kembali. Entah saat tertrigger atau kapan pun muncul. Mengakui jika memungkinkan untuk ditulis baik di buku atau di handphone. Jika tidak mungkin akui dengan berkata sendiri di dalam hati. Misalnya “setiap kali aku mengingat si “mawar” yang menyakitiku, aku merasa marah. Aku ingin memukulnya seandainya dia ada di depanku”. Teruskan sesuai apa yang muncul dari hatimu.  

            5.  Menerima

Peristiwa buruk yang menimpa kita memang tidak mudah untuk diterima. Ada penolakan dari dalam diri kita. Pertanyaan-pertanyaan pun muncul kenapa harus menimpa kita, kenapa tidak menimpa orang lain saja. hanya saja semakin kita tidak menerima kondisi ini, semakin kita merasa tidak nyaman. Perasaan negatif seperti marah, sedih, kesal, kecewa akan terus menghantui hidup kita. Hidup menjadi tidak tenang dan sulit untuk merasa bahagia. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan saat ini dan masa depan. Cobalah untuk menerima. Penerimaan memang butuh waktu. Mungkin awalnya berat, tapi tidak ada salahnya mencoba pelan-pelan hingga akhirnya bisa ikhlas menerima apa yang sudah terjadi. Penerimaan akan membuat hati lebih tenang. Dengan menerima kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

Mereka yang punya trauma masa lalu dan luka masa kecil seperti pengabaian, penghinaan, kekerasan, penelantaran, pemerkosaan, pelecehan seksual, bencana alam akan mengalami trauma yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental dimasa yang akan datang serta gangguan perilaku. Baik luka kecil ataupun besar pasti ada efeknya. Tergantung seberapa dalam trauma yang didapatnya. Bahkan peristiwa yang sama pun bisa menimbulkan trauma yang berbeda pada tiap orang. luka itu akan menetap selamanya pada dirinya. Mereka harus hidup dengan luka-luka itu. Mereka perlu tahu bagaimana harus menyikapinya dan hidup berdampingan dengan luka trauma itu. Setidaknya mereka bisa mengelola emosi yang keluar saat trauma itu muncul karena adanya trigger. Kemampuan diri sendiri untuk menghadapi trauma tersebut dapat memengaruhi respons terhadap kejadian traumatis. Penyembuhan trauma (trauma healing) perlu dukungan sosial (support system), tidak hanya melibatkan si korban saja tapi juga melibatkan orang-orang yang ada disekitarnya seperti keluarga, sahabat, bahkan tetangga.

Semua orang pernah merasakan kepahitan hidup baik ringan atau pun berat. Mereka yang punya semangat untuk bangkit yang akan menang. Tuhan memberikan pengalaman pahit itu kepadamu, Tuhan juga memberikan kekuatan kepadamu untuk menerima dan mengatasinya. Dibalik peristiwa yang kamu alami pasti ada makna dan tujuan yang kita belum tahu.



12 September 2025

Mengenali Tanda Inner Child Wound


         Inner child wound adalah sebuah metafora dimana ada sosok anak kecil dalam diri orang dewasa yang masih terluka akibat pola pengasuhan yang tidak tepat saat masih kecil. Pola pengasuhan yang tidak tepat seperti  penelantaran, ketidakadilan, penghinaan. Kejadiannya juga tidak hanya sekali tapi berulang-kali.  Saat itu anak hanya bisa diam, ketakutan, sedih, marah tapi tidak bisa melakukan apa-apa karena jika dia menunjukkan emosinya maka akan semakin disalahkan. Anak hanya bisa menyimpan emosinya didalam dirinya. Sedangkan emosi itu harus dialirkan dengan cari yang baik. Sehingga emosi ini terbawa hingga dewasa. Mempengaruhi kehidupannya dalam berinteraksi dengan suami, istri, anak, masyarakat, teman, dan koleganya. Tentang Inner Child bisa dibaca disini.


         Bagaimana mengenali adanya sosok anak kecil yang terluka yang butuh perhatian dan cinta dalam diri kita. Hal ini pastinya berhubungan langsung dengan diri kita sendiri. kesadaran adalah kuncinya. Berikut beberap hal mudah untuk mendeteksi adanya luka pengasuhan di masa lalu pada diri kita yaitu dengan menyadari kondisi emosi yang sering muncul dalam keseharian hidup kita : 

1. Mudah marah atau tersinggung bahkan karena hal kecil. 

2. Menangis atau sedih secara tiba-tiba.

3. Merasa tidak bersemangat melakukan apa pun. 

4. Terlalu ambisius dalam mencapai keberhasilan.

5. Menarik diri dari lingkungan dan orang-orang.

6. Merasa insecure (tidak aman) dan cemas berlebihan.

7. Tidak percaya diri.

8. Tidak menyukai kejutan.

9. Kurang fokus.

10. Tidak perduli (cuek)

11. Pelarian ke hal-hal negatif.

12. Sering merasa tidak diterima oleh orang lain.

13. Takut akan penolakan, kritikan, dan penilian buruk orang lain terhadap dirinya.

14. Merasa tidak punya tujuan hidup.

15. Merasa sulit tidur, sering bermimpi tentang masa lalu yang menyebabkan kita merasa lelah dan letih di pagi hari.

16. Merasa lelah padahal tidak melakukan pekerjaan yang berat.

17. kita merasa posesif atau protektif terhadap orang yang kita cintai. 

18. Terlalu bergantung pada seseorang atau terlalu mandiri hingga merasa tidak membutuhkan orang lain.

19. Sering mengalami sakit kepala seperti migraine, sakit mag, sesak napas dan penyakit psikosomatis lainnya. 

20. Yang paling parah adalah merasas stress, depresi atau ingin menyakiti diri sendiri dan orang lain.

      

     Daftar ini mungkin bisa lebih banyak. Tanyakan ke diri sendiri dari sekian daftar ini mana yang kamu rasakan. Jangan dipungkiri jika memang kamu rasakan. Penolakan akan semakin mempersulit proses penyembuhan. Pada satu titik tertenu, rasa itu semakin intens dan bisa keluar dengan cara negatif.

           Bagaiman kita menyadarinya. Dalam keadaan hening, sepi, pejamkan mata. rasakan apa yang sedang kamu rasakan. Apakah ada sisi di dalam dirimu yang sedang tidak baik-baik saja. apakah ada emosi-emosi yang kamu rasakan sedih, marah, kesal, takut. Apakah kamu teringat suatu peristiwa yang membuatmu merasakan emosi itu. Jika peristiwa buruk itu muncul, berusahalah untuk tidak menghindar, betapa pun menyakitkan peristiwa itu. Apakah ada seseorang yang muncul yang pernah menyakitimu. Lihatlah. Rasakan. Jika ingin menangis, menangislah. Sampai di titik kamu tidak ingin menangis lagi. Pelan-pelan buka mata.


         Terkadang, kita ingin melupakan peristiwa menyakitkan yang pernah kita alami.  Dimana peristiwa itu melukai hati kita. Tidak ada orang yang ingin mengingat pengalaman menyakitkan yang melukainya. Semakin kita berusaha untuk melupakan peristiwa itu, justru membuat kita semakin merasakan sakit yang mendalam. Betapapun kita berusaha keras untuk melupakan masa lalu dan melanjutkan kehidupan kita, luka itu tetap tinggal yang semakin lama semakin bertambah besar. Menjadi beban emosi yang pada waktunya akan meledak ketika trigger-nya datang. Luka-luka dari peristiwa masa lalu ini akan mempengaruhi kehidupan kita saat hidup bersosialisasi dengan orang lain, saat berkeluarga, saat punya anak, saat tua nanti. Jangan mencoba untuk melupakan atau menghindar, tapi cari penyembuhan.


     Sebagai catatan bahwa tulisan ini hanya untuk mengenali ciri-ciri umum yang dialami oleh seseorang yang mempunyai isu dengan luka pengasuhan. Memastikan apakah anda mempunyai masalah ini atau tidak sebaiknya merujuk kepada ahlinya seperti psikolog. Jangan mendiagnosa sendiri. Jika memang ada tanda-tanda seperti diatas sebaiknya pergi ke psikolog untuk memastikan. Nanti akan dilakukan serangkaian tes atau asesmen oleh psikolog.

 

 

28 Juni 2025

Personal Branding `

    


    Setiap orang perlu personal branding. Guru, dokter, pekerja kantor, dan ibu rumah tangga pun perlu personal branding. Kenapa kita harus punya personal branding, dan personal branding sendiri itu apa.

    Personal branding adalah persepsi orang lain kepada kita.  Kita dikenal orang karena apa atau sebagai apa. Apakah karena pintar masak, pintar menulis, jago menari dan sebagainaya. Personal branding bisa dibuat. Kita ingin dikenal orang sebagai apa, atau pandai dibidang apa sehingga jika orang tersebut memerlukan jasa kita. Dia akan menghubungi kita. Proses membangun personal branding hingga dikenal orang membutuhkan waktu dan kerja keras. Saat ini untuk membangun personal branding cukup mudah karena melalui platform digital yang bisa terhubung dengan banyak orang meski tidak saling kenal.

    Personal Branding bisa juga merupakan proses membangun persona publik untuk target audiens tertentu, mengemas sedemikian rupa untuk mengkomunikasikan nilai-nilai, keyakinan dan tujuan.

 

    Macam Personal Branding.

1. Natural : rambut kribo (andy F. Noya), kulit eksotis, bentuk bibir yang unik

2. Personal branding yang diciptakan:

3. Untuk semua orang

 

    Setiap orang harus punya personal branding termasuk ibu rumah tangga, tukang sayur, tukang galon, pegawai bank.  Contoh personal branding tukang galon. Dia punya ciri khas tersendiri saat mengantar galon misalnya:  selamat pagi (sambil senyum), apakah sayaantar sampi depan atau mau dimasukkan ke dalam rumah?, ini tisue basahanya? Sudah cukup bu? Ada lagi yang bisa dibantu?. hal ini akan menimbulkan kesan positif bagi ibu-ibu sehingga ibu-ibu maunya beli di warung tukang galon tersebut, juga ibu-ibu ga sungkan memberikan tips.

 

    Lakukan Research tentang diri. Buat mini survey, lalu sebar ke orang yang kita kenal sepeeeeerti teman, keluarga, dan kolega kerja. Gunakan G form.

Pertanyaan yang bisa ditulis :

1. Ketika kamu mengingata sya apa yang terlintas di benakmu?

2. Apakah ketika mengingatku, persepsimu berubah-ubah tetannag saya?

 

    Menyebarkan survey berbayar. Survey dengan budget ads di fb/1g. Targetnya audience yang tidak dikenal dikenal. Setelah itu lakukan analisis tentang apa yang perlu ditingkatkan dalam diir kita.

 

Komponen pembentuk personal branding

 


Komponen utama

1. Value diri : Skill, Growth mindset, Education, Self development

    Dalam membangun value nikmati Prosesnya. Sepeti sedang membangun rumah. Dari mulia menyediakan bahan, membangun pondasi, membangun tembok hingga rumahnya jadi. Yang memebutuhkan waktu cukup lama. Jangan terburu-buru ingin jadi tapi pondasi tidak kuat. Nanti roboh rumahnya. Begitu pun membangun value diri. Perlu proses.

 

2. Skill dan Prestasi

    Kita boleh mempunyai banyak gelar, banyak keahlian tapi pilih satu keahlian yang ingin ditonjolkan, dan merasa “ini aku banget”. skill dan prestasi itu penting tapi dari sekian skill harus ada satu skill yang mempunyai pencapain tinggi.  Upayakan ikut lomba, berkontribusi membagi keahlian yang dipunyai. Sebagai portofolio. Tunjukkan di sosial media, barangkali ada yang akan bekerjasama, karena bisa menjadi jalannya rezeki.

 

3. Attitude

    Adab sebelum ilmu. Betapapun pintarnya seseorang tetapi jika attitudenya kurang baik, tidak akan dihormati orang lain. Banyak aturan-atauran tidak tertulis tentang bagaimana bersikap kepada orang lain yang harus kita taati. Sebagia manusia yang baik harus mempunyai sikap empatai, menghormati orang lain, dan memperlakukan semua orang sama.

 

Komponen pendukung

 

1. Keunikan

2. Identitas

3. Orisinalitas

4. Penmapilan

 

Cara meningkatkan kemampuan diri

    Setiap orang harus memperdalam keilmuan untuk menambah kualifikasi. Jika kita menjadi pembicara, ambil kuliah lagi tentang public speaking atau ikut sertifikasi BNSPT. Sehingga audience semakin percaya dengan keahlian kita.

 

Pentingnya membangun personal branding

 

1. Menonjolkan kelebihan dan kebaikan diri

2. Mempertajam kemampuan

3. Mudah diingat

4. Memperkuat Komitmen untuk selalu empower diri

 

Personal branding di era digital

1. Konsisten nama website, instagram, facebook, linkedin.

    Memudahkan orang menginta kita, nama kita akan sering disebut, nama yang konsisiten akan memudahkan orang mencari kita di platform apapun. Apalagi sekarang orang bisanya mencari tahu tentang orang lian melalui media sosial seperti instagram, facebook, linkedin.

2. Foto profil foto diri sendiri, wajah yang jelas agar mudah diingat orang.

    Jangan memajang foto alam, keluarga atau benda. Karena orang tidak akan emngingat itu. Wajah jauh lebih mudah dikenali.

3. Jaring follower organik!.

  Jangan beli follower, karen akalau beli mereka tidak bisa berinteraksi seperi folower asli yaitu manusia.

4. Tonjolkan ciri khas.

    Ciri khas ini didapat dari lahir. Bisa saja dibuat sendiir tapi tidak senatural jika ciri khas dari lahir.

5. Tawarkar skill dengan mencantumkan porlofolio online.

6. Posting keahlian diri

 

Apa manfaat personal branding.

    Jika seseorang mempunyai suatu keahlian dan ingin “menjual” keahliannya untuk mendapatkan manfaat baik materi maupun non material. Maka perlu mengenalkan dirinya kepada khalayak ramai, agar mereka tahu keahlian kita. Setelah banyak orang mengenala kita, apa manfaatnya:

1. Orang yang membutuhkan jas kita, akan mudah mencari kita.

2. Mendapat benefit berupa uang.

3. Berjejaring.

4. Meningkatkan karir.

    Personal branding snagat penting buat semua orang karena bisa menjadi jalan datangnya rezeki. ilmu personal branding ini saya dapatkan dari narasumber teh Ani Berta bekerjasama dengan Mom Academy Community pimpinna mom Widya. terima kasih. Semoga sukses dan menebar manfaat. 

@templatesyard