Flow - Dwi murniati

20 September 2023

Flow

 


Seorang anak yang sedang bermain bermain kubangan air, bekas sisa hujan. Dia melompat diatasnya dan tercipratlah air, dia tertawa bahagia. Dia ulangi lagi kegiatan itu, hingga tidak terhitung berapa kali dia sudah melompat diatas genangan air itu. setiap lompatan, setiap cipratan air adalah sesuatu yang membahagiakan, suatu pengalaman. Senyumnya merekah. sesekali dia mencoba mencelupkan tangannya, melemparkan batu, menjatuhkan daun, melewatinya dengan sepeda mininya. Entah sudah berapa jam dia bermain, dia melihat keriput dijarinya sejenak dan kembali bermain. Matanya berbinar, tawanya terdengar begitu renyah. Dia tidak memikirkan bahwa ibunya akan memarahinya, karena dia tidak memikirkan masa depan yang belum pasti terjadi, dia menikmati saat ini. Saat yang membuatnya bahagia.

Kita merasakan waktu lenyap saat menenggelamkan diri dalam aktivitas yang kita sukai. Tanpa ada gangguan, tanpa ada distraksi. Aktivitas kita adalah dunia kita. Pengalaman saat sepenuhnya tenggelam dalam apa yang sedang kita kerjakan disebut flow. Menurut The Psychology of Optimal Experience, flow adalah keadaan saat seseorang begitu tertarik pada suatu aktivitas sehingga tidak ada hal lain yang tampak penting. Flow adalah kegembiraan, kesenangan, keindahan dan hidup.

Saat mengalir pada aktivitas yang kita sukai dan memberikan konsentrasi penuh pada aktivitasa saat ini. Kita adalah bagian dari kegiatan yang sedang kita lakukan. Tidak memikirkan masa lalu ataupun masa depan, hanya ada saat ini, kini, disini. Kita sangat “menikmati” aktivitas itu. Saat bisa menyelesaikannya dengan baik dengan hasil yang bagus kita merasa terpuaskan dan terpenuhi. Rasa puas dan terpenuhi ini memunculkan rasa bahagia. Satu aktivitas yang sama belum tentu dirasakan menyenangkan oleh orang lain. Aktivitas yang dirasa menyenangkan dapat membantu menemukan ikigai kita.  

Setiap orang berapa pun usianya, apa pun pekerjaannya membutuhkan flow. Seorang guru, seorang pemain catur, seorang dokter. Bayi, anak-anak, remaja, orang tua perlu berada dalam situasi mengalir. Bayangkan jika seorang pemain catur sedang bermain catur, tiba-tiba ada yang memanggilnya maka buyar konsentrasinya dan harus memulai fokus dari awal. seorang dokter memeriksa pasiennya jika diselingi menonton tv maka tidak akan konsen memeriksa pasien.

Terlalu banyak aktivitas yang dilakukan secara bersamaan, atau banyaknya interupsi membuat kita kehilangan fokus. Otak akan terus berganti-ganti fokus sehingga mempengaruhi aktivitas yang sedang dikerjakan. Setiap aktivitas membutuhkan konsentrasi. Konsentrasi yang terputus karena adanya interupsi atau hal lain yang harus dikerjakan membuat seseorang lelah, pekerjaan tidak sempurna, produktivitas menurun dan lupa dengan apa yang hendak dilakukan. Contohnya seorang penulis. Seorang penulis itu membutuhkan situasi flow. Dimana tidak ada interupsi dan tidak sedang melakukan hal lain seperti menonton, melihat sosial media atau membaca buku. Jika sering diinterupsi maka dia akan lupa dengan kata-kata yang hendak ditulisnya atau sering terjadi kesalahan dalam menulis. Hasilnya tulisan pun tidak bagus.

Lalu bagaimana seseorang mencapai flow dalam aktivitasanya. Dalam buku ikigai ada syarat untuk mencapai flow (kondisi mengalir)  yang disampaikan oleh peneliti Owen Schaffer dari Depaul University, ada 7 persyaratan untuk mencapai flow :

1.      Mengetahui apa yang harus dilakukan.

2.      Mengetahui bagaimana melakukannya

3.      Mengetahui seberapa baik anda melakukannya

4.      Mengetahui ke mana harus pergi.

5.      Memahami tantangan yang ada

6.      Memahami keterampilan yang diperlukan

7.      Bebas dari gangguan.

Untuk itu diperlukan strategi untuk mencapai flow.

1.      Pilih tugas yang sulit tapi jangan terlalu sulit.

Aktivtas yang terlalu ringan akan membuat kita bosan karena monoton dan kurang menantang. Aktivitas yang terlalu sulit diluar kemampuan kita untuk menyelesaikannya akan membuat frustasi dan akhirnya menyerah. Idealnya melakukan kegiatan yang sesuai kemampuan kita dengan menambah sedikit tantangan kegiatan yang lebih sulit diatasnya.

Hal sederhana seperti memasak tempe. Jika setiap hari hanya digoreng saja maka akan merasa bosan. Tapi jika harus menyemur atau membuat versi lain tempe seperti burger Tempe maka akan terlalu sulit khususnya untuk orang yang tidak hobi masak. Tengah-tengahnya bisa menggoreng tempe tepung/mendoan, atau tumis tempe.

2.      Miliki sasaran yang jelas dan konkret.

Pertandingan sepak bola tujuannya untuk menang dengan cara menggolkan bola ke gawang lawan. Jadi tujuan dan caranya sangat jelas. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita tidak jelas dalam membuat rencana kegiatan harian. Akhirnya kita melakukan banyak hal secara random dan berganti-ganti yang justru membuat kita lelah dan frustasi sehingga kita tidak bisa melakukan aktivitas tersebut dengan mengikuti flow. Contoh seorang ibu yang tidak membuat rencana menu masak harian. Pasti akan bingung untuk makan hari itu. makan pagi nasi uduk, eh buat makan siang apa ya, terus makan malam apa ya. Buat seorang ibu penting untuk merencanakan menu apa yang akan dimasak dalam sehari sebelum mulai memasak. Hal ini berhubungan dengan bahan-bahan yang akan dibeli, alat-alat masak yang diperlukan, Serta waktu yang dibutuhkan untuk memasak.

            Dalam dunia kerja pun begitu, sebelum bekerja perlu mengetahui apa yang ingin dicapai, cara mencapainya, butuh keahlian apa saja, berapa lama bisa selesai. Lalu mem-breakdown ke dalam berbagai kegiatan bisa seperti to-do list. Urutan dari yang paling awal hingga akhir. To-do list berguna untuk di check list apa saja yang sudah dikerjakan, dan apa yang belum dikerjakan. Dengan adanya keteraturan ini, maka pekerjaan akan terasa jauh lebih mudah. Kita tahu apa yang akan dilakukan hari ini. Kita tahu butuh apa.  Contoh membuat to do list kegiatan harian. Kegiatan ini pasti berbeda pada tiap orang. Misalnya ibu rumah tangga yang hanya mengurus anak, ibu rumah tangga yang kerja freelance, single yang bekerja berbeda dengan single yang bekerja freelance, laki-laki yang bekerja di kantor atau yang berbisnis sendiri. Pastinya punya tujuan dan sasaran yang berbeda.

3.      Konsentrasi pada satu tugas.

Seringkali orang berpikir untuk melakukan beberapa tugas dalam satu waktu agar lebih efisien dan semua pekerjaan terselesaikan dengan cepat, namun pada akhirnya kelelahan dan stress yang didapatkan. Kebanyakan ibu yang sering melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu misalnya memasak sambil mencuci piring, mencuci baju sambil menyapu, menyuapi anak sambil melipat baju. Bisa saja semua terselesaikan tapi hasilnya kurang sempurna dan pada akhirnya kelelahan fisik dan psikis. Ini bukan multi-tasking tapi switch-tasking (beralih tugas) dalam waktu yang relative cepat.

Sering juga kita hendak melakukan satu kegiatan sambil melakukan hal lain, misal menulis sambil membuka internet, alih-alih untuk mencari informasi, malah melihat youtube, stalking Instagram dan facebook, atau main game sehingga lupa kegiatan utama yaitu menulis. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan ketika tersadar dan ingin melanjutkan menulis pikiran penuh dan lelah.

Seseorang yang melakukan pekerjaan atau aktivitas yang disukainya dan tenggelam dalam aktivitasnya itu bukan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan atau pujian dari orang lain. Semata untuk kebahagian dan kepuasan dirinya sendiri. Tidak ada kepentingan lain. Adapun hasil yang sempurna, pujian dan materi adalah bonus. Hal yang lebih penting adalah perasaan “terpenuhi” atau fulfillment.

Flow untuk menemukan ikigai anda

Untuk mengetahui apakah aktivitas itu adalah aktivitas yang kita sukai, kunci awalnya adalah ketertarikan. Jika tumbuh rasa tertarik pada suatu kegiatan, maka coba saja. lalu kita amati apa yang kita rasakan saat melakukan kegiatan tersebut. Apakah kita merasa senang, tahan lama dalam mengerjakannya, dan merasa bahwa kegiatan itu mudah dilakukan. Jika sebaliknya maka mungkin itu bukan hal yang anda sukai.

Saya pernah tertarik sekali dalam membuat bento padahal saya bukan orang yang suka masak, tapi saat saya melihat orang membuat bento, saya merasa ingin mencobanya. Saya melihat membuat bento itu mudah, tidak banyak bahan yang harus dimasak dan sepertinya menyenangkan. Lalu saya mulai mengumpulkan alat yang diperlukan untuk membuat bento dan ikut workshop membuat bento. Setelah saya praktik sendiri ternyata untuk menghasilkan bento yang bagus, diperlukan waktu yang lama, banyak detail-detail kecil yang harus dibuat, alat-alatnya juga harus lengkap. Saya merasa itu tidak mudah, saya tidak sanggup berlama-lama mengerjakan itu. akhirnya saya tidak mau melanjutkan membuat bento. Paling bento ala kadarnya saja. artinya itu bukan hal yang saya sukai dan bukan keahlian saya meski itu bisa dipelajari.

Dari berbagai macam kegiatan Anda, kegiatan mana yang membuat anda tenggelam dalam flow. Buatlah daftar kegiatan anda.  Gunakan pertanyaan berikut ini untuk membantu anda menemukan kegiatan dimana anda mengalami flow. Pilih satu aktivitas yang sedang anda kerjakan atau ingin anda kerjakan. Lalu tanyakan pertanyaan ini ke diri anda.

1.      Apa kesamaan dari semua aktivitas yang membawa anda menikmati flow?

2.      Mengapa aktivitasa itu membuat anda mengalir?

3.      Apakah aktivitas yang Anda sukai dikerjakan sendiri atau bersama-sama dengan orang lain?

4.  Apakah Anda mengalir lebih banyak saat melakukan hal yang mengharuskan Anda menggerakkan tubuh  atau kegiatan yang hanya berpikir?

5.      Apakah Anda menikmati flow saat lebih banyak bekerja dengan mulut (lebih banyak bicara) atau lebih menyukai bekerja dalam diam?

6.      Lebih menyukai di dalam ruangan atau luar ruangan?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu mungkin akan membawa Anda menemukan ikigai Anda. Setidaknya menemukan aktivitas atau pekerjaan yang benar-benar Anda sukai. Jika belum, coba cari aktivitas lain yang menarik untuk Anda lalu tanyakan pertanyaan di atas.  Banyak orang tidak tahu apa hal yang disukai karena banyak faktor salah satunya masa lalu. Selesaikan masa lalu anda dan kenali diri anda. Maka anda akan menemukan ikigai anda.  

 

Tidak ada komentar:

@templatesyard